Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan isu yang sering muncul, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil. Beberapa sektor industri lebih rentan melakukan PHK dibandingkan yang lain. Faktor seperti otomatisasi dan kebijakan pemerintah turut menjadi penyebabnya.
5 Sektor Industri yang Berisiko Tinggi Melakukan PHK
Berikut adalah lima sektor industri yang memiliki risiko tinggi dalam melakukan PHK:
1. Sektor Teknologi
Industri teknologi yang berkembang pesat sering mengalami siklus pertumbuhan dan penurunan yang cepat. Startup teknologi, misalnya, dapat menghadapi tantangan pendanaan atau perlambatan pertumbuhan, yang berujung pada keputusan untuk melakukan PHK. Selain itu, persaingan ketat dan inovasi yang cepat memaksa perusahaan untuk terus beradaptasi, dan otomatisasi melalui kecerdasan buatan (AI) serta pembelajaran mesin (machine learning) dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.
2. Sektor Manufaktur
Industri manufaktur sangat sensitif terhadap perubahan permintaan konsumen dan fluktuasi ekonomi global. Persaingan dengan negara-negara berbiaya produksi rendah menuntut perusahaan manufaktur untuk mempertahankan daya saing. Otomatisasi proses produksi dengan penggunaan robot dan mesin juga mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia. Perubahan tren konsumen dan munculnya produk baru dapat menyebabkan penurunan permintaan, memaksa perusahaan mengurangi kapasitas produksi dan melakukan PHK.
3. Sektor Ritel
Industri ritel sangat bergantung pada perilaku konsumen. Perubahan perilaku akibat faktor ekonomi, sosial, atau teknologi dapat berdampak signifikan pada kinerja perusahaan ritel. Pertumbuhan pesat e-commerce telah mengubah lanskap industri ritel, menyebabkan banyak toko fisik tutup akibat persaingan dengan toko daring. Perubahan preferensi konsumen, seperti pergeseran dari barang fisik ke layanan digital, memaksa perusahaan ritel menyesuaikan diri, termasuk dengan mengurangi jumlah karyawan.
4. Sektor Energi
Industri energi dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, fluktuasi harga energi, dan perkembangan teknologi. Peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan menyebabkan perubahan signifikan dalam struktur industri, berpotensi menimbulkan PHK. Fluktuasi harga minyak dan gas bumi memengaruhi profitabilitas perusahaan energi, mendorong mereka melakukan efisiensi.
5. Sektor Transportasi
Industri transportasi dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, harga bahan bakar, dan regulasi pemerintah. Pengembangan kendaraan otonom dan layanan transportasi berbasis aplikasi dapat mengurangi kebutuhan akan pengemudi. Pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan pada industri penerbangan dan pariwisata, yang merupakan bagian penting dari sektor transportasi.
Kesimpulan
Penting untuk diingat bahwa keputusan PHK dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks. Meskipun beberapa sektor industri lebih rentan, tidak semua perusahaan dalam sektor tersebut akan melakukan PHK. Upaya seperti peningkatan keterampilan, program pelatihan, dan penciptaan iklim investasi yang kondusif dapat membantu meminimalkan dampak negatif dari PHK.